Sin.co.id-Upaya penekanan stunting itu juga menjadi perhatian serius Pemprov Kaltara. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kaltara menggelar Pembimbingan Penyiapan Pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam Pencegahan dan Penanganan Stunting belum lama ini.
Asisten Bidang Administrasi Umum Sekretariat Provinsi (Setprov) Pollymart Sijabat mengatakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan pondasi perkembangan anak sehingga tercipta generasi emas dan berkualitas.
Salah satu dampak pengasuhan yang keliru pada 1.000 HPK yang dapat terjadi adalah anak mengalami stunting. Sebab 1.000 HPK adalah periode sensitif.
Karena itu, terdapat delapan penguatan fungsi keluarga yang harus dilakukan meliputi, fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.
Pemerintah juga telah menetapkan target capaian penurunan prevalensi balita stunting sebesar 14 persen. Sementara Menurut Survey Status gizi Indonesia (SSGI) secara nasional turun dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21,6 persen di tahun 2022. Untuk di Kaltara mengalami penurunan dari 27,5 persen pada tahun 2021 menjadi 22,1 persen di tahun 2022.
Pemerintah Provinsi Kaltara berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan peran penguatan kepedulian dan tanggung jawab bersama. Baik pemerintah, keluarga dan masyarakat, terhadap pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk generasi emas Kalimantan Utara.
“Sebagai salah satu wujud Kaltara yang Berubah, Maju dan Sejahtera,”tuntasnya. (rls)