Bogor – Kabupaten Bogor mencatat 1.016 kasus positif Covid-19 dalam satu hari. Dari jumlah itu, 85% bergejala ringan dan isolasi mandiri.
Berdasarkan data Satgas Kabupaten Bogor, Kamis (3/2/2022) dilaporkan, ada 1.016 penambahan kasus baru positif, 35 kasus sembuh, dan nol untuk pasien positif meninggal, dilansir beritasatu.com.
Dengan penambahan itu, jumlah akumulasi kasus di Kabupaten Bogor tercatat 4.459 kasus aktif, meninggal 586 kasus, dan pasien dinyatakan sembuh sebanyak 47.624 kasus.
Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Luki Gema Safari menjelaskan, sebagian besar atau 85% pasien yang terpapar Covid-19 bergejala ringan.
“Sebagian besar atau 85% bergejala ringan dan 25 persennya sedang, berat, dan komorbid,” kata Luki, Jumat (4/2/2022).
Untuk gejala ringan, pasien dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Perawatan rumah sakit, lanjut Luki, hanya diperuntukkan bagi pasien bergejala sedang, berat, dan komorbid.
Secara akumulasi, jumlah pasien positif aktif saat ini di Kabupaten Bogor berjumlah 4.459. Dari jumlah itu, Luki menambahkan, hanya 25% atau 669 pasien yang dirawat di 29 rumah sakit rujukan di Kabupaten Bogor.
“Jadi walaupun angka terpapar covid-19 kita naik, keterisian atau BOR masih di bawah standar WHO (60%), yakni 46% dari 666 tempat tidur,” jelasnya.
Dilihat dari sebaran, ada tiga kecamatan di Kabupaten Bogor yang masuk daerah paparan tertinggi yakni Cibinong, Bojonggede, dan Gunungputri dengan rata-rata 100 kasus per hari.
Luki melihat, wilayah tersebut daerah terluar berbatasan dengan wilayah Depok, Jakarta, dan Bekasi.
“Masyarakat yang tinggal di sana mempunyai mobilitas yang tinggi. Tinggal di Bogor, bekerja di Jakarta atau Depok lalu menggunakan moda transportasi massal sehingga mudah terpapar,” lanjutnya.
Kata dia, saat ini Pemerintah Kabupaten Bogor melalukan penetrasi di daerah-daerah perbatasan tersebut guna mencegah penyebaran lebih masif.
“Bupati telah menghentikan PTM di wilayah tersebut. Kita juga terus melakukan tracing, sosialisasi, juga pengawasan mulai dari RT hingga kecamatan,” tambah Luki.(*/cr2)