oleh

Kerjasama PTPN IX dan Foss Group Kini Pemalang Miliki Tambak Udang Seluas 260 Hektare

Pemalang akan memiliki tambak udang vaname terintegrasi seluas 260 hektare. Tambak udang yang berada di Desa Pesantren, Kecamatan Ulujami, Pemalang ini merupakan hasil kerja sama PTPN IX dan Foss Group yang akan menampung pekerja tambak lebih dari 2.000 orang. Diproyeksikan 70% dari total pekerja akan berasal dari anak yatim piatu dan santri yang akan dididik secara khusus melalui Manajemen Berkah.

Demikian ditegaskan Afo Lim dari Foss Group kepada media, Selasa (05/10/2021). Dua hari sebelumnya, yakni Minggu (03/10/2021), Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa melakukan ground breaking pembangunan tambak udang vaname terintegrasi yang dihadiri juga, antara lain, Wakil Ketua MPR H Arsul Sani, Anggota DPR Nurhayati, Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo, Wakil Bupati Pemalang Mansur Hidayat serta Forkompinda Kabupaten Pemalang.

Dalam sambutan saat ground breaking Suharso Monoarfa menjelaskan bahwa tambak terintegrasi ini harus dikelola dengan baik dan eksekusinya harus tepat. Tambak ini akan memproduksi ribuan ton udang yang artinya akan memiliki prospek cerah naiknya devisa negara melalui ekspor udang. Oleh karena itu, kepada pengelola, Suharso menegaskan untuk melakukan kordinasi dengan pemerintah pusat terkait akses masuk ke kawasan terintegrasi ini. Kordinasi ke pusat juga penting agar pengelola dan pemerintah daerah tidak mengambil kebijakan yang keliru.

Baca Juga  Muzani: Penghargaan untuk Semua Pimpinan MPR Tunjukan Politik Akomodatif Prabowo untuk Pimpin Bangsa ke Depan

Menurut Afo Lim, 260 hektare tersebut akan dikembangkan dengan teknologi tinggi terbaru. Dalam pelaksanaannya, akan diterapkan 3 sistem yang meliputi; Yang pertama adalah sistem bioflok dengan tebar padat yakni 1m² tebar 3.000 ekor benur. Kedua, sistem supra intensif (semi bioflok) dengan tebar padat 1m2 sebanyak 1.000 benur dan ketiga, sistem intensif yang merupakan penggabungan antara sistem tradisional dan teknologi baru dengan tebar padat 1m² tebar 300 ekor benur.

Baca Juga  Peraturan Pemerintah Pengelolaan Royalti Lagu Untuk Tegaskan UU Hak Cipta

“Ini merupakan sistem operasional tambak yang pertama di Indonesia.,” ujar Afo.

Dari total keseluruhan lahan seluas 260 hektare, dijelaskan Afo, akan terdiri dari 750 kolam budidaya, pengendapan (waduk ) seluas 35 hektare yang akan memberi kesempatan kepada warga sekitar untuk ikut budi daya, dan hasil dari pembuangan limbah atau disebut (IPAL) sebesar 30 hektare, dari IPAL tersebut kita fungsikan untuk budidaya ikan bandeng dan ikan nila yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat, serta 2 hektare untuk pembangunan pesantren dan diklat keahlian pertambakan.

“Dalam kawasan tambak integrasi ini akan dilakukan segala kegiatan dari hulu hingga hilir termasuk di dalamnya pembibitan benur, pakan, cold storage dan juga jeti untuk langsung ekspor,” ujar Afo, pria asal Bangka ini.

Baca Juga  242 Gerja di Kota Tangerang Dapat Pengamanan Khusus untuk Perayaan Misa Natal

Pencetusan pembangunan tambak udang terintegrasi dengan 3 sistem ini direalisasikan setelah Foss Group melakukan studi perbandingan ke perbagai negara yang telah berhasil melakukan pembangunan tambak udang seperti Tiongkok, India, Thailand, dan Vietnam. Hasil dari studi banding itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki prospek cerah untuk tambak udang ini.

“Pengelolaan kawasan tambak terintegrasi ini benar – benar memperhatikan segala dampak akibat pengelolaan udang vaname termasuk berkenaan kebutuhan air laut. Pemenuhan kebutuhan air laut akan dilakukan dengan cara melakukan penormalan Kanalasisa dan Pengendapan yg terurai sebesar 35 hektare, dan pembuangan IPAL sebesar 30 hektare. Dalam IPAL tersebut akan dibudidayakan ikan bandeng dan nila, yang hasilnya akan diberikan kepada masyarakat,” tegas Afo. (*/cr2)

Sumber: beritasatu.com

News Feed